Kompetisi Concept Note “Tolak Ujaran Kebencian”
Wahid Foundation (WF), di penghujung tahun 2017 ini mengadakan kompetisi project dalam rangka menolak ujaran kebencian dan mengusung nilai-nilai toleransi. Kegiatan kompetisi ini merupakan salah satu kerja yang dilakukan oleh WF dalam rangka pengembangan komunitas (community development). Selain itu, WF juga konsen dalam kajian penelitian dan advokasi, school for peace, dan campaign.
Sebenarnya kegiatan ini dilakukan dalam rangka membangkitkan semangat pegiat perdamaian untuk bersama-sama berkolaborasi menangkal dan mencegah narasi ujaran kebencian melalui counter narrative atau bahkan memberikan alternative narrative. Selama ini ruang publik hanya diisi dengan satu perspektif saja, dengan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan keragaman perspektif di tengah masyarakat.
Setelah melalui tahap seleksi pertama, dari 82 concept note yang masuk, diseleksi menjadi 26 concept note, salah satunya adalah project yang ditawarkan oleh Young Interfaith Peacemaker Community Indonesia. Dalam tahap selanjutnya, 26 project yang diterima harus menyusun final proposal secara lengkap, termasuk rincian anggaran pengeluaran. Karenanya sebelum menyusun proposal, WF mengundang 26 conceptor note conceptor note yang diterima untuk mendengarkan pemaparan WF seputar proposal yang diinginkan.
Melalui pemaparan singkat ide-ide dari peserta yang lolos (4/12), banyak ide kreatif yang menarik sebagai alternatif project dalam menangkal isu-isu intoleran dan radikalisme. Misalnya membuat video atau kartun yang peace, membuat sekolah dan kelas multikultural, dan Peace Club Peacemaker untuk SMA yang diusung oleh YIPC Indonesia.
Salah satu poin penting yang harus diperhatikan oleh setiap peserta kompetisi adalah bahwa project ini merupakan project yang berkelanjutan. Tentunya sebagai upaya membangun perdamaian, apa yang dilakukan saat ini dapat berkelanjutan dengan mengangkat gagasan yang inovatif dan kreatif sehingga dapat memberikan dampak bagi masyarakat luas.
Mba Yenny Wahid sebagai Direktur Wahid Foundation dalam sambutannya menawarkan secercah harapan dan rasa optimisme terhadap kehidupan keberagaman yang ada di Indonesia saat ini. Meskipun ada tantangan dan hambatan, tetapi tantangan tersebut tidak seekstrim di negara lain. Menurutnya, “Indonesia punya peluang yang lebih besar untuk berubah. Syaratnya silent majority harus berubah menjadi noisy majority”.
Karenanya, sejalan dengan semangat WF, sudah saatnya para pegiat isu toleransi bersatu padu berkolaborasi, bekerja sama dalam mewujudkan narasi-narasi perdamaian. Pada akhirnya, silent majority dapat menjadi pemegang arus utama (noisy majority), dan mengcounter narasi-narasi kebencian.
Salah satu upaya konkret yang juga dilakukan oleh YIPC adalah menggerakkan generasi muda untuk mengambil bagian dalam perdamaian. Mengapa pemuda penting? Tentu kita semua tahu jawabannya. Tetapi, problem yang lebih penting adalah apakah kita mau melihat generasi muda menjadi aktor pembuat dan penyebar ujaran kebencian?. Inilah saatnya merangkul generasi muda to be a peacemaker. (Rahmat)