Komunitas adalah Tubuh, Komunitas adalah Keluarga
Berbicara komunitas, saya teringat akan firman Tuhan yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat Korintus. Ia mengatakan bahwa, sama seperti tubuh itu satu – tidak terdiri dari satu anggota – tetapi memiliki banyak bagian. Saya membayangkan jika anggota tubuh dapat berkata dan seandainya mereka saling membanggakan dirinya, seperti halnya kaki berkata, “berkat saya maka dapat berjalan”, dan badan pun menjawab “kaki tidak dapat berjalan jika tidak terhubung ke badan, jadi badanlah yang paling berjasa” dan begitulah seterusnya mereka setiap bagian dalam tubuh saling membanggakan dirinya dan merasa paling berjasa atau berharga. Untungnya itu hanyalah imajinasi belaka yang kenyataanya tidak seperti demikian. Sebab apa yang dikatakan Rasul Paulus ialah “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus (memiliki perannya masing-masing) suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya” (1 Korintus 12:18). Jadi, tiap-tiap bagian tidak ada yang istimewa karena semuanya adalah istimewa. Setiap bagian memiliki fungsinya masing-masing dan saling kebergantungan. Ibaratkan jika kaki terluka, tidak hanya kaki yang tidak dapat berjalan tetapi semua bagian anggota tubuh (baik badan, tangan, kepala, dll) tidak dapat berjalan.

Stefanus (paling kanan) bersama peserta Training for Facilitator YIPC di bulan Juli lalu
Sama halnya dengan YIPC. Suatu komunitas yang di dalamnya terdapat banyak anggota yang berbeda satu dengan yang lainnya. YIPC ibaratkan tubuh yang memiliki banyak bagian anggota tubuh. Setiap anggota tidak ada yang istimewa meskipun ada struktur di dalamnya bukan berarti orang yang menjabat lebih hebat atau lebih istimewa sebab semua anggota ISTIMEWA, adanya struktur hanya membantu supaya komunitas dapat berjalan lebih baik atau lebih terstruktur. Jadi, penting untuk mengambil suatu pelajaran bagi YIPC (baik regional maupun nasional) dan setiap anggotanya merefleksikan dirinya kepada anggota tubuhnya masing-masing. Belajarlah kepada anggota tubuh, yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang merasa paling berjasa maupun merasa tidak berguna. Semua memiliki fungsinya masing-masing secara khusus.
Hal yang menarik dari tubuh ialah, ketika salah satu anggota tubuh terluka atau sakit, tidak hanya anggota tubuh itu saja yang merasakannya tetapi semua anggota tubuh merasakannya. Hal seperti inilah yang komunitas seharusnya miliki, ketika salah satu anggota berduka, anggota yang lainnya ikut merasakan duka tersebut. Jadi, komunitas harus selalu hadir dalam suka maupun duka. YIPC telah melakukan hal tersebut. Itu dapat dibuktikan ketika mendengar bahwa, saudara-saudara kita yang berada di Lombok mengalami musibah. YIPC hadir, YIPC bergerak, YIPC turut berduka, dan YIPC mendukung untuk bangkit kembali.
Community Building
Berbicara membangun komunitas, tentu setiap komunitas memiliki caranya tersendiri dengan segala kreatifitasnya. Akan tetapi yang sering dilupakan atau diabaikan oleh suatu komunitas adalah “Penerimaan”. Setiap orang akan merasa nyaman dalam sebuah komunitas jika dirinya merasa diterima. Berbicara penerimaan tidak sekedar ketika orang tersebut baru pertama kali datang kedalam sebuah komunitas lalu disambut dengan hangat. Tidak hanya sebatas itu, tetapi penerimaan harus berkelanjutan. Penerimaan juga berbicara, sikap dari komunitas dalam melakukan anggotanya baik atau tidak baiknnya anggota tersebut. Sama halnya dengan keluarga, jika dalam keluarga tersebut ada anggota keluarganya yang hidupnya bermasalah bahkan harus dipenjara, ketika orang tersebut bebas tujuan pertama yang akan didatangi oleh orang tersebut adalah keluarganya. Mengapa? Karena orang tersebut merasa bahwa keluarganyalah yang dapat menerima dirinya dalam keadaan suka maupun duka. Hal inilah yang menjadi bagian penting dalam membangun sebuah komunitas, dahulukanlah penerimaan terhadap setiap anggota. Ketika semua anggota sudah merasa diterima, maka komunitas dapat menjalankan komunitasnya seperti anggota keluarga dan dapat berkreasi sekreatif mungkin. Jadi, hal perlu diperhatikan dalam membangun sebuah komunitas adalah bagaimana komunitas tersebut menerima anggotanya, tidak hanya sebatas member atau dengan jujur menganggap anggotanya adalah keluarga.
Mengapa penerimaan penting dalam komunitas? Karena, penerimaan menentukan bagaimana komunitas tersebut dapat berkembang atau sebaliknya. Seperti halnya apa yang dijabarkan oleh pak Erick tentang lima disfungsi sebuah tim (Patrick Lencioni), yaitu tidak saling percaya, takut akan konflik, kurangnya komitmen, menghindari tanggung jawab, dan kurang perhatian terhadap hasil itu semua bermula karena tidak adanya penerimaan maka terjadilah lima disfungsi tersebut. Akan tetapi jika melakukan penerimaan maka terciptalah dapat saling mengenal, saling percaya, saling memperhatikan dan saling membutuhkan dan hal itulah yang dapat membuat komunitas menjadi berkembang.
Pesan saya untuk YIPC adalah lakukanlah penerimaan kepada setiap anggota YIPC (baik Nasional maupun Regional) tidak hanya sebatas penyambutan yang hangat ketika di awal tetapi lakukanlah itu terus menerus. Ini bukan hanya tugas para pengurus YIPC baik di nasional maupun di regional tetapi ini tugas kita bersama yang telah mendapatkan pengetahun dan pengalaman bagaimana menjadi agen perdamaian sekaligus menjadi anggota keluarga. Mulai jangkaulah kembali saudara-saudara kita kembali. Jangan jadikan YIPC ini hanya sebagai tempat aktivitas belaka, jika ada kegiatan/event baru bertindak aktif tetapi ketika event berlalu bersikap pasif kembali. Karena berbicara penerimaan bukan soal bagaimana caranya tetapi mau atau tidak kita melakukannya. Salam Peace Shalom
“Menjadi agen perdamaian tidak hanya sekedar mempromosikan perdamaian tersebut tetapi hidupilah perdamaian tersebut”.
Stepanus.
Ditulis oleh: Stepanus, Mahasiswa di STT INTI Bandung, Fasilitator YIPC Regional Jawa Barat